Quarter Life Crisis dan Transisi Kehidupan yang Kerap Bikin Stres

3/10/2025

Oleh : Agnes Ikandani

Waktu Membaca : 7 Menit

Media sosial tak jarang menjadi tempat generasi muda berbagi keluh kesah. Tidak sedikit dari mereka yang mengeluhkan berbagai kesulitan yang dihadapi. Misalnya, konflik dengan orang terdekat, tugas kuliah yang menumpuk, atau pekerjaan yang bikin kepala penuh. Tak jarang, berbagai permasalahan ini membuat banyak individu dari generasi muda merasa stres dan cemas dalam menentukan arah hidup.

Situasi di mana seseorang yang mulai menginjak usia dewasa merasa bingung dalam menentukan arah hidup dikenal dengan istilah Quarter Life Crisis. Ini adalah periode di mana mayoritas individu yang mulai menginjak usia sekitar 20-30 tahun (dewasa awal) mulai menentukan arah hidup mereka. Pada fase ini, mereka mulai mempertanyakan banyak hal mulai dari tentang karier, tujuan hidup, hingga perihal percintaan.

Permasalahan yang dihadapi pada fase quarter life agaknya memang terlihat sepele. Namun, kenyataannya sangat kompleks. Soalnya, banyak aspek yang saling berkaitan dan bisa memicu rasa cemas saat kita belum mampu menemukan arah yang jelas.

Tapi, apakah rasa cemas hanya terjadi pada fase Quarter Life Crisis saja? 

Transisi Kehidupan yang Penuh Tantangan

Sebenarnya, tantangan memasuki fase hidup yang baru tak hanya terjadi pada usia pertengahan 20-an saja. Perubahan menuju berbagai fase hidup akan memiliki tantangannya tersendiri, seperti:

  • Anak-anak yang mulai menginjak fase remaja akan mulai mempertanyakan identitas diri dengan mencoba berbagai hobi, gaya, atau pertemanan.

  • Orang dewasa yang memasuki fase lanjut usia (lansia) akan menghadapi perubahan peran sosial, kondisi kesehatan, bahkan tingkat kemandirian yang cenderung menurun.

Erik Erikson, seorang psikolog asal Jerman, dalam teorinya tentang perkembangan psikososial menyatakan bahwa setiap tahap hidup pasti ada “krisis” yang harus kita lewati. Ia juga menekankan jika bisa menghadapi satu fase dengan baik, biasanya kita lebih siap menghadapi fase berikutnya.

Tips Singkat Hadapi Transisi

Dalam buku fenomenalnya yang berjudul Transitions: Making Sense of Life's Changes, William Bridges menyebut bahwa transisi dalam hidup adalah hal yang wajar. Berbagai perasaan seperti takut dan bingung adalah hal yang wajar pula. Menurut Bridges, ketidaknyamanan inilah yang akhirnya akan memberi ruang untuk kreativitas, refleksi, dan penemuan jati diri yang baru.

Yang perlu kita garisbawahi adalah bahwa perubahan atau transisi dalam kehidupan kita bukanlah sebuah kelemahan. Mungkin kita berpikir bahwa transisi menuju usia yang semakin matang berarti kita kehilangan kebebasan, waktu, atau bahkan kehilangan diri kita yang lama. Namun, sebenarnya transisi adalah kesempatan untuk menemukan kembali siapa diri kita yang lebih utuh. Berbagai perubahan yang kita rasakan pun adalah hal yang pasti dialami semua manusia.

Konseling Bisa Jadi Solusi

Setiap orang merespons transisi dengan cara yang berbeda. Ada orang yang bisa tetap tenang, tapi ada pula yang kebingungan dan kehilangan arah. Di titik ini, bantuan profesional bisa jadi jalan keluar. Pada fase ini, bantuan dari profesional akan menjadi solusi agar kita dapat menghadapi transisi ini dengan lebih mudah.

Konseling dengan profesional dapat menjadi jembatan yang menuntun kita dari kebingungan menuju kejelasan dengan pijakan yang lebih kokoh. NALA Mindspace dapat menjadi solusi yang menyediakan layanan konseling dengan profesional yang telah tersertifikasi dan berpengalaman. Dengan pendampingan yang tepat, kita bisa belajar memahami diri, menemukan strategi yang sehat, serta menyiapkan diri untuk menyambut fase baru dengan lebih percaya diri.


So, tunggu apa lagi? Segera jadwalkan konselingmu bersama NALA Mindspace sekarang juga!

Referensi :

Erikson, E. H. (1950). Childhood and society. W. W. Norton & Company.

Bridges, W., & Bridges, S. (2019). Transitions: Making sense of life’s changes (3rd ed.). Da Capo Lifelong Books.

Poin Penting !

  • Fase menuju usia dewasa awal terkadang membuat banyak generasi muda mengalami Quarter Life Crisis.

  • Transisi menuju fase kehidupan yang lebih dewasa selalu memiliki tantangannya tersendiri.

  • Bantuan profesional dapat memberikan insight bagi mereka yang sedang berada pada fase transisi perkembangan.